Minggu, 25 Oktober 2009

Saat Senja Sesaat

Senja selalu tampak indah di lihat dari tepi pantai, sayangku.
Beragam warna terpendar seiring berjuta rasa yang melingkupinya.
Eksotisitas yang ditampilkan satu pantai berbeda nuansa dengan pantai yang lain.
Tapi tahukah kau, apa yang membuatnya begitu beragam, indah dan tak terlupakan?
Dialah Samudera (Laut) yang memantulkannya.

Lalu jawablah, mana yang menurutmu lebih penting,
Matahari sebagai Cahaya, atau Samudera sebagai pemantulnya?

Tentu saja Matahari yang merupakan sumber cahaya, kekasihku.
Tapi, berhati-hatilah,
Karena kau akan terbakar terlumat habis karena energi yang ditimbulkannya.
Ia terlalu pongah untuk kau rengkuh, kau miliki sendiri.
Karena ia sumber kehidupan.

Tapi tidak dengan samudera, belahan jiwaku.
Karena ia hanya memantulkan cahaya.
Kau akan tetap merasa hangat tanpa harus terbakar.
Kau akan menemukan palung-palung hati
yang kan membuatmu tenang saat waktunya terpejam.
Dan telah ku sediakan taman bermain di dalamnya,
Berteman gemintang laut, ikan-ikan dan terumbu.

Jika matahari adalah mimpi yang kau rindukan.
Maka Samudera adalah realita yang tak membuatmu kehilangan apapun.


*Dalam hati aku berkata: Tidak Cintaku,
Matahari tidak lebih penting dari Samudera, tidak juga sebaliknya.
Sebab keduanya berkolaborasi
membentuk momentum senja yang indah, yang berbeda.
Ya, senja itu hanya saat, momentum.
Tidak nyata, hanya ada,...

Tidak ada komentar: